RHK Kamis, 17 Februari 2022
2 Korintus 11:24-26
Tanpa bermaksud melebih-lebihkan, tokoh terbesar penyebaran ajaran Kristus di sepanjang sejarah adalah, rasul Paulus. Baik dari segi kegigihannya dalam melayani, maupun karyanya dan pengaruhnya, sungguh luar biasa. Meski harus berdebat "sengit" di awalnya, dialah orang pertama yang membawa dan mengenalkan Injil ke luar orang Yahudi (Israel).
Selain itu, dari 27 kitab PB (Perjanjian Baru), 13 di antaranya karyanya. Ini belum termasuk kitab Ibrani, yang meskipun memuat ajaran Paulus dan ada kemiripan cara penulisannya, tapi masih ada perdebatan dalam hal penulisnya. Dia memberitakan Injil tanpa kenal lelah, tak pernah takut dan bahkan sangat siap mati demi Injil Kristus.
Dan hal yang sangat luar biasa dari Paulus adalah, pengorbananya sebagai wujud komitmennya mengikut dan melayani Kristus. Dia tidak memikirkan apapun, kecuali Tuhan. Bahkan dia rela tidak menikah untuk hanya fokus memberitakan Injil Kristus.
Sudah begitu, dia memikul salib yang amat sangat berat. Penderitaan Paulus "sempurna" sebagai tanda kesetiaannya pada Yesus. Untuk menyebutkan saja penderitaannya sudah terasa sakit dan mengerikan. Apalagi kalau merasakannya langsung.
Paulus menguraikan penderitaannya al: dipenjara berulang meski tanpa salah, diancam bahaya maut/kematian atau dibunuh, dia didera tanpa batas. Dia disesah 5 kali dan dipukul 195 kali, dilempari batu, 3 kali kapal karam, terombang-ambing di laut. Begitu sempurnanya penderitaan Paulus.
Demikian firman Tuhan hari ini.
Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,
tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.
Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu." (ay 24-26)
Begitu menderitanya Paulus. Bahkan dapat disebutkan dia lebih banyak menderitanya dari pada senangnya. Dalam perjalanan pelayanannya, dia terancam bahaya banjir, penyamun, bahaya dari orang Yahudi maupun non Yahudi, bahaya di kota, di padang gurun, di tengah laut dan ancaman dari rasul-raaul palsu.
Belum lagi dia digigit ular berbisa. Bahkan dia sendiri memiliki sakit tulang dalam daging yang membuat dia berjalan pincang. Dia terus dikejar-kejar seperti penjahat, padahal dia melakukan kebaikan dan kebenaran, dll. Semua itu menghantam dan menerpa dirinya. Dan pada akhirnya, dia juga mati mengenaskan demi Injil Kristus.
Tapi, apakah Paulus kecewa, sakit hati atau protes kepada Tuhan? Tentu tidak. Paulus tahu, itulah realitas dunia yang masih hidup dan mencintai dunia yang belum mengenal Kristus, ataupun para pengikut palsu Tuhan Yesus. Paulus tahu bahwa selama dia masih di dunia, maka dia harus menghadapi semuanya itu dengan berani di dalam Tuhan
Paulus menjalani dan menikmati segala penderitaannya itu. Dia tidak menyesal karna menderita mengikut Yesus. Justeru bersama Yesus dia menemukan jalan hidup sejati, jalan kebenaran kehidupan kekal, walau harus melewati penderitaan.
Itulah yang harus menjadi keyakinan iman kita. Kita memang akan melewati penderitaan dan kesusahan hidup. Mungkin juga sudah, sedang akan melewati penderitaan "sempurna" yang membuat kita tak berdaya. Tapi janganlah takut. Allah kita jauh lebih besar dari segala persoapan hidup kita. Kasih-Nya jauh lebih sempurna dari apapun juga. Dia sudah menyiapkan sesuatu yang paling bahkan teramat sangat baik dalam hidup kita, pribadi maupun keluarga.
Yakinlah bahwa kita akan menerima mahkota kehidupan yang jauh melebihi dari semua yang kita harapkan di dunia ini. Penderitaan yang kita alami tak sebanding dengan kemuliaan yang akan Tuhan karuniakan bagi kita orang percaya baik di bumi maupun di sorga.
Karena itu pertetapkan hati. Siap sedialah menderita. Jangan takut dan gelisah hati dan jiwamu. Tuhan Yesus menjaga keluar masuk kita, kini sampai selamanya. Dan, percayalah, telah tersedia, berkat dan kasih karunia melimpah bagi kita yang terus setia dan taat pada-Nya hingga ke tamat. Amin
Doa: Tuhan Yesus, mampukan kami melakukan firman-Mu dengan penuh tanggungjawab meski harus menderita. Pakailah hidup kami hanya untuk memuliakan Tuhan. Amin