RHK Rabu, 2 Maret 2022
1 Korintus 1:13
Rasul Paulus tidak egois. Dia pemimpin berhikmat dan bijaksana. Dia tidak terjebak pada pementingan diri sendiri atau memanfaatkan kesempatan untuk keuntungan pribadinya. Dia selalu bertindak obyektif dan tidak mau menang sendiri.
Padahal pengaruh, ketokohan dan kepemimpinannya cukup kuat. Dia disegani, dihormati bahkan diidolakan oleh banyak jemaat. Tapi, dia tidak tergiur oleh kesenangan dunia. Dia tidak terpengaruh oleh kultus ataupun pujian dan kekaguman orang kepadanya. Dia meluruskan cara berpikir dan pandangan jemaat yang keliru tentang pelayanannya, juga apa yang dilakukan oleh Kefas dan Apolos.
Bahwa apa yang dia lakukan, juga teman-teman lainnya, terjadi bukan karena kehebatan mereka. Tapi hanya karena anugerah Kristus bagi mereka. Sehingga adalah kekeliruan besar jika jemaat mengultuskan, mengidolakan apalagi memuja-muja dirinya, juga Kefas dan Apolos. Jadi, kultus, idola, pujaan dan yang patut dikagumi dan dijunjung tinggi, hanyalah Tuhan Yesus. Bukan mereka, atau salah satu dari mereka.
Tuhan Yesus tidak terbagi kepada orang-orang yang berbeda dengan karunia kepada masing-masing yang istimewa itu. Tapi, lewat mereka semuanya itu, haruslah nama Tuhan yang dimuliakan. Bukan orang yang mendapat kasih karunia itu. Sebab Tuhan Yesus tidak terbagi dalam kelompok atau golongan itu. Yesus juga tidak disalibkan hanya untuk satu golongan saja, tapi untuk semua orang.
Paulus sadar tentang hal itu. Karena Paulus tahu diri, siapa dia dan bagaimana dia di hadapan Tuhan. Karena itu dia tidak mengambil untung di balik konflik atau perselisihan antar golongan itu. Sebab bagi dia, semua hanyalah dari dan untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus.
Demikian firman Tuhan hari ini.
"Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?" (ay 13)
Talenta, keistimewaan dan potensi maupun kekuatan yang dimiliki oleh Kefas, Paulus maupun Apolos, bukanlah perpecahan tubuh Tuhan. Tapi itu adalah kekayaan hikmat, kekuasaan dan kasih karunia Allah. Allah dapat memakai siapa saja dan dengan cara apapun juga menurut kehendak kuasa dan kadih-Nya, untuk tujuan-Nya yang agung dan mulia.
Tetapi, keragaman, variasi dan kekayaan kasih karunia Allah kepada orang-orang yang berbeda itu, tidak berarti Tuhan Yesus terbelah menjadi kelompok-kelompok itu. Tapi, semua kekayaan dan potensi yang berbeda itu, dipakai untuk kemuliaan Tuhan. Bukan untuk memecah-mecah jemaat ataupun tubuh Tuhan. Sebab Allah memiliki otoritas penuh menentukan dan mengatur semua itu sesuai kehendak-Nya yang ajaib, dahsyat dan heran itu.
Sehingga, semua potensi, keistimewaan dan kekayaan kasih karunia serta anugerah Kristus bagi kita, bukanlah untuk dipertentangkan, tapi dijadikan sebagai variasi pelayanan kita di tengah jemaat. Itulah warna warni yang dinamis kepelayanan kita sebagai hamba Tuhan hingga saat ini. Dalam kekinian, semua potensi, talenta dan karunia Allah bagi kita, janganlah dijadikan sebagai senjata kesombongan, tapi haruslah dipakai dan digunakan untuk mendinamisasi pelayanan kita di tengah jemaat, masyarakat, bangsa dan negara bahkan di mana saja kita pergi dan berada.
Kita sebagai keluarga dan jemaat Tuhan, dikaruniai talenta, potensi dan keistimewaan. Itulah yang harus kita kembangkan dan gunakan untuk melayani Tuhan. Semua itu, haruslah kita pakai untuk memuliakan Tuhan, bukan untuk memuliakan diri kita, sehingga kita jadi angkuh dan hidup di luar kontrol Firman.
Hendaklah sebagai hamba Tuhan, kita mengembangkan segala kasih karunia Allah untuk memperlengkapi jemaat bersama dengan semua orang yang ada di sekitar kita, agar kita tumbuh bersama. Jangan gunakan untuk memecah belah jemaat. Sebab Kristus tidak menghendaki perpecahan. Karena Dia pemersatu, bukan pemecahbelah.
Maka, sudah seharusnya kita sebagai umat Tuhan melakukan segala sesuatu untuk mempersatukan jemaat, tanpa mempertentangkan kekayaan kasih Allah yang berbeda antara seorang dengan yang lainnya. Sebab Kristus tidak terbagi-bagi atau terpecah belah oleh perbedaan yang ada pada kita.
Sebaliknya, Kristus adalah Kepala dan Pusat yang mempersatukan kita dengan kepelbagian kasih karunia-Nya bagi kita. Sehingga, seluruh keberadaan hidup kita, terarah dan tertuju hanya kepada Sang Kristus, Tuhan dan Juruselamat dunia. Amin
Doa: Tuhan Yesus, jadikan kami sebagai hamba-Mu yang senantiasa hidup memuliakan dan mengagungkan Tuhan. Biarlah kami terus menjadi saksi Tuhan yang berkenan kepada-Mu. Amin