RHK Selasa, 1 Maret 2022
1 Korintus 1:12
Allah selalu memiliki rancangan yang indah, heran, ajaib, dahsyat dan luar biasa bagi setiap umat-Nya, tanpa kecuali. Rancangan-Nya bagi kita adalah rancangan penuh damai sejahtera. Sebab di balik itu, Dia akan memakai kita untuk tujuan-Nya yang mulia, demi keselamatan dan kebahagiaan serta kedamaian kita yang sangat dicintai dan disayangi-Nya.
Itulah sebabnya, kepada setiap orang, Allah mengaruniakan talenta dan kasih karunia istimewa. Itulah yang kemudian menjadi keunggulan, potensi, talenta dan keistimewaan dalam diri kita, dalam bentuk yang berbeda di setiap kita.
Hal ini juga yang dikaruniakan Tuhan Yesus Kristus kepada rasul Paulus, rasul Petrus (Kefas) dan rasul Apolos dalam memberitakan Injil Kristus di zaman jemaat mula-mula. Termasuk di Korintus. Kepada mereka Tuhan mengaruniakan keunggulan dan keistimewaan yang luar biasa dalam memberitakan firman Tuhan. Dan, masing-masing mereka berbeda, namun spesial.
Namun, karunia dan keistimewaan yang berbeda namun satu tujuan itu, dipahami salah oleh jemaat. Mereka mengidolakan secara berlebihan bahkan cenderung mengultuskan para rasul itu, yang berakibat terbentuknya kelompok atau golongan sesuai dengan idolanya masing-masing. Maka terbentuklah golongan Paulus, golongan Kefas, golongan Apolos dan golongan Kristus. Hal inilah yang sangat ditentang oleh rasul Paulus.
Demikian firman Tuhan hari ini.
"Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus." (ay 12)
Tuhan memakai baik Paulus, Kefas maupun Apolos secara luar biasa. Mereka masing-masing memiliki keunggulan dalam memberitakan Injil yang membuat banyak orang terkesan dan menjadi pengikut setia. Allah mengaruniakan karunia dan kharisma yang dahsyat, namun jemaat menerjemahkannya dengan kultus yang berlebihan. Padahal semuanya itu hanya kasih karunia Allah.
Kefas atau Petrus sangat disukai karena latarbelakangnya sebagai seorang Yahudi dan juga menjadi saksi mata yang melihat dan merasakan langsung hidup bersama Yesus. Dia dipakai secara luar biasa dalam mengajar orang Yahudi, sesuai dengan tradisi dan peraturan yang berlaku. Karena itu orang Kristen asal Yahudi sangat mengagumi Petrus.
Demikian dengan Apolos. Dia berasal dari Alexandria, dan seorang terpelajar, cerdas dan berkharisma dalam berkhotbah. Dia sangat fasih berbicara dan sangat menguasai firman Tuhan. Banyak orang yang tertarik dengan gayanya yang oratoris dan sangat fasih berbicara tentang firman Tuhan.
Paulus pun demikian. Karena dia banyak memberi akan Injil kepada orang non Yahudi dan membuat banyak orang bukan Israel bertobat, maka banyak orang sangat mengidolakan dia. Seperti Kefas dan Apolos, banyak juga jemaat yang membentuk golongan Paulus. Dengan demikian, terbentuklah 4 golongan, yakni golongan Paulus, Apolos, Kefas dan golongan Kristus. Golongan Kristus membentuk komunitasnya sebagai kelompok pengagum Tuhan Yesus saja, bukan ketiga tokoh atau para rasul pemberita Injil itu.
Sahabat Kristus, bukan hanya Paulus, Kefas dan Apolos yang mendapatkan keistimewaan sebagai pelayan Tuhan. Kita juga demikian. Ada rencana agung Tuhan dalam diri kita. Karena itu ada karunia khusus yang dianugerahkan kepada kita, sekaligus itu sebagai keistimewaaan dan keunggulan kita dibandingkan orang lain, untuk hal-hal khusus dan tertentu.
Janganlah kita salah menggunakan karunia dan talenta istemwa Tuhan Yesus bagi kita. Apakah dalam bidang musik, suara, berbicara, menjadi teladan, mengajar, berkhotbah, menggembalakan, memberikan motivasi, dalam bidang olahraga dll. Pakailah semua itu untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan, sekaligus untik keselamatan dan kebahagiaan kita baik di bumi maupun di sorga.
Jangan anggap hina dan pandang rendah, potensi, karunia dan keunggulan bahkan keistimewaan yang Tuhan berikan bagi kita. Jangan bersungut-sungut karena itu. Tetapi syukurilah dan lakunkanlah itu di setiap jejak langkah hidup kita. Lemah dan rendah di hadapan atau dalam anggapan kita, tapi, mulia, besar dan dahsyat itu di dalam Tuhan. Dibutuhkan kesetiaan bagi kita untuk hidup dalam Tuhan.
Namun, jangan juga jadikan semua karunia Kristus itu sebagai alat kesombongan dan kemegahan diri, sehingga merendahkan orang lain dan menganggap diri kita yang paling benar dan tidak pernah salah.
Hiduplah rendah hati, maknailah karunia Kristus bukan dengan keangkuhan apalagi sampai menciptakan kesenjangan dan pertentangan kepada sesama. Tapi hendaklah semua itu kita gunakan untuk kemuliaan Tuhan dan demi keselamatan kita bersama keluarga. Maka hiduplah di dalam Dia dan lakukanlah segala kehendak-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Amin
Doa: Tuhan Yesus, tolonglah kami agar tidak mengultuskan diri maupun orang lain, tapi senantiasa hidup rendah hati dan sedia melayani Tuhan dalam ketaatan. Amin