Gemakan Sangkakala Kebenaran

RHK Minggu, 6 Maret 2022

Yesaya 58:1

Kata Pengamsal, "Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi." (Amsal 27:25). Begitulah yang harus dilakukan oleh nabi Yesaya kepada bangsa Israel, tentang kondisi obyektif dan riil kehidupan mereka, 

Tidak perlu basa-basi, tidak perlu diplomasi dan tidak perlu kata-kata manis, tapi harus dengan bahasa yang tegas dan benar, menegor yang salah dan menyatakan kebenaran kepada bangsa itu atas segala pelanggaran mereka.

Allah memerintahkan kepada hamba-Nya Yesaya agar tidak perlu takut menyampaikan kebenaran. Karena itu, Yesaya harus berseru dengan suara nyaring, menggemakan bagaikan suara sangkakala tentang kebenaran Allah dan pelanggaran yang telah dilakukan umat-Nya. Karena mereka telah melakukan kesalahan dengan tetap merasa benar.

Mengapa? Karena ibadah-ibadah mereka bahkan doa-doa dan puasa-puasa yang mereka lakukan, tidak berkenan kepada Tuhan. Mereka beribadah, berdoa dan berpuasa, tapi masih saja melaiukan kelaliman, menyakiti sesama dan melakukan dosa-dosa serta kekejian di hadapan Tuhan.

Yesaya sebagai hamba Allah harus menegor nyata-nyata dengan suara nyaring bagaikan sangkakala akan pelanggaran dan dosa Israel, agar mereka mengerti dan tahu kebenaran Allah dan sadar akan dosa dan pelanggarannya kepada Allah.

Demikiaan firman Tuhan hari ini.
"Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!" (ay 1)

Yesaya anak Amos dalam bahasa Ibrani Yeshayahu artinya penyelamatan Tuhan atau Tuhan adalah Penyelamat. Itulah sebabnya, tugas Yesaya adalah untuk menyelamatkan umat Israel dari belenggu dosanya agar mereka terhindar dari hukuman Allah.

Sebab sekembalinya mereka dari pembuangan di Babel setelah dipimpin Allah kembali ke negerinya, mereka kembali melakukan pelanggaran di hadapan Tuhan. Mereka memang beribadah, berdoa bahkan berpuasa. Tapi di sana masih ada kemunafikkan. Mereka beribadah, tapi masih melakukan pelanggaran dan dosa. Maka adalah tugas Yesaya untuk memperingatkan umat Tuhan agar bertobat dari dosanya. Apalagi mereka baru saja pulang dari pembuangan dan menderita di Babel lebih dari 70 tahun.

Maka agar mereka tidak mengalami penderitaan dan kesusahan yang sama bahkan lebih, janganlah berbuat dosa lagi. Jangan beribadah untuk melindungi dosa. Jangan bergereja untuk melindungi kejahatan. Jangan menjadikan ibadah, doa dan puasa untuk menutupi atau melindungi bahkan mengamankan segala pelanggaran-pelanggaran dan dosa agar dianggap baik atau untuk membenarkan diri.

Sahabat Kristus, bagi Allah, kebenaran adalah kebenaran. Yang salah, akan dihukum sesuai pelanggarannya. Tapi karena Allah maha baik, Dia memberikan kesempatan kepada kita umat-Nya untuk bertobat, agar kita tidak dihukum, tapi beroleh kehidupan kekal bahkan berkat melimpah dari pada-Nya.

Jangan bersembunyi di balik perbuatan baik, amal dan ibadah. Padahal apa yang kita lakukan adalah kebejatan. Jangan sesat. Jangan menipu Tuhan. Tuhan tahu segala pelanggaran dan dosa kita. Bertobatlah dan baliklah kepada Bapa. Dia akan mengampuni segala dosa kita. Beribadahlah dengan baik dan benar. Berdoa dan berpuasalah yang benar, bukan untuk membenarkan dosa kita. Artinya jika kita beribadah, berdoa dan berpuasa, janganlah sambil melakukan dosa. Itu tidak berkenan kepada Tuhan.

Sebagai keluarga dan umat Tuhan, bertobatlah dari dosa kita. Hiduplah dalam kebenaran Allah. Jauhkanlah dosa. Tuhan tahu siapa kita. Jika kita mengaku dosa dan hidup benar, maka Allah bukan hanya mengampuni kita, tapi menyelamatkan dan memberkati kita secara heran, dahsyat dan luar biasa sekarang sampai selamanya. Amin

 Doa: Tuhan Yesus, mampukan kami menyuarakan suara kenabian yakni suara kebenaran dan melakukannya dalam kehidupan kami sebagai hamba-Mu yang setia. Amin