Kelemahan Bisa Jadi Hal yang Baik

29 April 2023

Bacaan Hari ini:
Mazmur 84:5 “Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!”


Apakah Anda lelah? Mungkin saat ini Anda sedang berlari, dan di penghujung hari, Anda sudah kehabisan energi. Alasannya sangat sederhana: Anda adalah manusia.

Kekuatan Anda terbatas, tetapi kekuatan Tuhan tidak terbatas. Kekuatan Anda bisa habis—itu sebabnya Anda bisa merasa lelah! Akan tetapi, kekuatan Tuhan tidak ada habisnya. Tuhan tidak pernah kehabisan energi. Tuhan tidak pernah lelah.

Mazmur 84:5 mengatakan, “Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!” Apakah Anda ingin berkat Tuhan dalam hidup Anda? Anda perlu menggantungkan kekuatan Anda kepada Tuhan.

Hudson Taylor adalah seorang misionaris berpengaruh di Tiongkok pada abad ke-19. Dia seorang raksasa spiritual dan seorang laki-laki yang brilian. Di usia tuanya, kesehatannya memburuk dan menjadi sangat lemah. Dia menulis secarik surat kepada seorang temannya yang berbunyi, “Saya sangat lemah sehingga saya tidak bisa lagi bekerja. Saya sangat lemah sehingga saya tidak bisa lagi belajar. Saya sangat lemah sehingga saya tidak bisa lagi membaca Alkitab. Saya bahkan tak bisa berdoa. Saya hanya bisa diam berbaring di pelukan Tuhan layaknya seorang anak kecil.”

Di titik tertentu dalam hidup Anda, Anda mungkin akan menjadi sangat lemah hingga Anda tak dapat berdoa, membaca Alkitab, pergi ke pendalaman Alkitab, bekerja, atau benar-benar melakukan apa pun. Apa yang harus Anda lakukan di saat-saat itu? Bersandarlah pada Tuhan—di dalam pelukan-Nya layaknya seorang anak kecil—dan percaya.

Kelemahan bisa sungguh-sungguh menjadi sesuatu hal yang baik dalam hidup Anda apabila itu membuat Anda mengandalkan Dia. Dalam 2 Korintus 12:8-10, Paulus berkata, “Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.”

Renungkan hal ini:
- Mengapa untuk mengakui atau menunjukkan kelemahan adalah sesuatu yang sulit?
- Bagaimana budaya Anda mengagung-agungkan gagasan bahwa Anda harus selalu kuat?
- Apa artinya bergantung pada kekuatan Tuhan? Seperti apakah itu dalam hidup Anda?


    Bacaan Alkitab Setahun :
1 Raja-raja 6-7; Lukas 20:27-47    


Inilah paradoks dari mengandalkan Tuhan: Semakin lemah Anda, semakin Anda bergantung pada-Nya. Dan semakin Anda bergantung pada-Nya, semakin kuat Anda.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional