Strategi Perang

Lukas 14:31-32

Kata pepatah: "pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tak ada gunanya." Pepatah ini menunjukkan bahwa apapun yang kita lakukan di muka bumi ini, harus dipikirkan, dipersiapkan, direncanakan dan dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya. Persiapan yang benar akan menentukan awal yang baik. Dan awal yang baik adalah adalah langkah yang benar meraih sukses.

Dalam semboyan para atlit dan prajurit tentara dikatakan: "lebih baik bermandikan keringat di saat latihan daripada bermandikan darah dalam pertandingan dan pertempuran." Karena nyawa akan jadi taruhannya. 

Karena itu, baik atlit maupun prajurit (tentara) bahkan siapapun, sebelum bertanding dan atau bertempur, akan menyusun strategi perang dengan dibekali latihan yang madai. Dengan bekal strategi itu, mereka akan bisa memenangkan pertarungan.

Selain strategi latihan dan taktik bertanding atau bertarung, strategi lain yang dilakukan adalah mempelajari kelemahan dan keunggulan lawan tanding atau musuh. Sehingga, pola dan strategi yang akan digunakan akan disesuaikan.

Jika kekuatan musuh lebih kuat dalam suatu pertempuran atau peperangan, maka siasat atau strategi yang digunakan adalah negosiasi. Jika kita lebih kuat, maka tentu kita pasti bisa memenangkan peperangan.

Itulah perumpamaan yang Tuhan Yesus sampaikan kepada banyak orang yang berduyun-duyun mengikuti Dia. Tuhan Yesus memperingatkan bahwa setiap orang yang akan mengikuti Dia dan menjadi murid-Nya, harus betul-betul mempersiapkan dirinya dengan baik, kekuatan iman dan keyakinan yang sungguh dan dalam kepasrahan penuh pada-Nya.

Demikian firman Tuhan hari ini.
"Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian." (ay 31, 32)

Mengikut Yesus dan menjadi murid-Nya, butuh pengorbanan. Salib yang akan kita pikul besar dan berat. Tapi sesungguhnya, jika kita benar-benar mempersiapkan diri kita dengan baik, sebenarnya di dalam Tuhan itu tidak ada yang tidak mungkin. Semuanya mungkin.

Bersama Yesus beban dan salib seberat dan sebesar apapun juga itu, akan terasa ringan. Karena salib paling berat telah dipikul Yesus di atas bukit Golgota. Yesus telah mengangkut semua beban kita. Sayangnya, kita cenderung menambah lagi beban kepada-Nya dengan segala pelanggaran dan dosa kita. Kita bukan memikul salib, tapi justeru menambah salib baru kepada Yesus dengan tindakan yang melawan Dia.

Tuhan Yesus menasihati kita agar memperlengkapi diri kita dalam mengikuti Dia, sehingga kita layak menjadi murid-Nya. 

Saat kita ditetapkan sebagai murid-Nya menjalani tugas kehambaan, kita juga wajib memperlengkapi diri dengan senjata iman, dalam tuntunan firman-Nya. Kita harus benar-benar menjadi hamba yang sejati, yang siap menghadapi apapun tantangan dan lawan yang menghadang kita.

Sebab kita diutus ke tengah-tengah dunia yang penuh sesak dengan segala kejahatan. Maka kita perlu strategi perang untuk mengalahkan kejahatan dunia. Kita harus punya bekal yang kuat, kokoh dan teguh yakni iman dan firman. Sehingga apapun menghadang kita, pasti mampu kita kalahkan. Sebab Tuhan Yesus pasti beserta kita.

Siap sedialah. Lengkapi diri kita dengan senjata iman dan kebenaran firman. Lakukanlah yang baik dan benar dan hiduplah dalam Tuhan. Kita pasti memenangkan perang melawan dunia jika kita terus hidup menurut jalan-Nya karena kita pasti diperlengkapi dengan firman oleh-Nya. Amin

Doa: Tuhan Yesus, perlengkapi kami dengan senjata iman, firman dan kebenaran-Mu agar kami terus meraih kemenangan melawan hawa nafsu dunia dan berkatilah kami selalu. Amin