100 Persen Untuk Kristus

Lukas 14:33

Hampir semua manusia, ingin kaya. Hampir semua orang, ingin sukses. Hampir semua orang ingin jadi pejabat, penguasa, berkuasa baik dalam bidang pemerintahan, kemasyarakatan, sosial politik, dan banyak lagi. Pendeknya manusia memiliki keinginan bahkan ambisi untuk mendapatkan sesuatu, selagi ada di dunia ini.

Sebab tidak sedikit orang beranggapan bahwa harta kekayaan, kehormatan, kesuksesan, jabatan, kekuasaan ketenaran dan segala sesuatu yang mereka targetkan di dunia ini, akan membawa kenahagiaan bagi hidup mereka. Tak terkecuali orang Kristen. Bahkan bukan tidak mungkin ada yang sudah berstatus atau predikat sebagai hamba Tuhan.

Karena itu, kecenderungan manusia setelah memperoleh atau meraih apa yang dia dapatkan itu, pasti menjaga dan memelihara bahkan mencintainya lebih dari apapun. Termasuk mengabaikan Tuhan, demi harta, kekayaan, kehormatan, jabatan, kekuasaan dll. Bahkan untuk barang milik yang diperolehnya, disayanginya melebihi dari apapun.

Misalnya seperti mobil, rumah, koleksi barang antik, androit, atau barang-barang lain. Kita lebih mengutamakan barang-barang milik kekayaan itu dari yang lain. Kita lebih mencintai barang, harta, kekayaan, jabatan dan milik kita. Akhirnya Tuhan dinomorduakan. Bahkan, kita sudah cenderung men-tuhankan milik kita. Itulah yang diperingatkan Tuhan Yesus bagi kita umat-Nya.

Demikian firman Tuhan hari ini.
"Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku." (ay 33)

Banyak orang setelah berhasil, sukses justeru melupakan Tuhan. Sebelum diberkati, masih hidup "morat marit" dan serba kekurangan, tak pernah berhenti berdoa. Tapi setelah diberkati dengan berbagai kekayaan, justeru melupakan Tuhan dan menjadikan apa yang dia dapatkan dari Tuhan itu sebagai ilah baru.

Kristus tentu tidak melarang orang menjadi sukses, kaya, jadi pemimpin, memiliki jabatan, menjadi penguasa dll. Sebab, itu adalah kasih karunia dan anugerah Tuhan bagi kita. Yang Tuhan inginkan adalah jangan kita lupa diri. Jangan hati kita melekat pada keduniawian itu. Sebab semuanya itu berasal dari Allah dan oleh kasih-Nya, dianugerahkan-Nyalah itu bagi kita.

Segala yang kita miliki itu berasal dari Allah. Dialah juga yang memiliki kita. Sebab Dia pencipta dan pemilik kehidupan kita. Sedangkan apa yang kita miliki itu berasal dari Dia. 

Jadi memang adalah sebuah keanehan jika kita lebih mencintai apa yang kita miliki dari pada Tuhan. Bahkan itu adalah sebuah kebodohan. Bukankah Tuhan yang memberikannya itu pada kita? Kenapa kita juateru melupakan Tuhan demi mencintai apa yang Dia berikan.

Artinya, secara akal sehat dan rasional, bukankah justeru seharusnya kita lebih mencintai dan mengutamakan Kristus daripada yang kita dapatkan dari Dia itu? Sebab harta yang kita punya adalah pemberian-Nya, kalau kita meninggalkan-Nya, pasti diambil-Nya kembali semua pemberian-Nya itu. Apakah lagi yang kita dapatkan? Apalagi kalau yang Dia ambil nyawa kita sendiri!

Sebaliknya, justeru jika kita tetap mengutamakan dan mementingkan Kristus dari pada segala yang kita miliki, bukankah Tuhan justeru akan memelihara yang kita punyai bahkan akan menambahkannya lebih berlimpah lagi?

Jangan bodoh. Ingat, kebahagiaan hidup hanya kita dapatkan dari Dia. Bukan dari dunia. Karena dunia ini hanya ciptaan dan pemberian-Nya bagi kita.

Karena itu, sudah seharusnya kita sebagai keluarga dan orang Kristen, apalagi sebagai murid Kristus, hidup total 100 persen untuk Yesus Kristus, Tuhan kita. Jika kita total penuh tanpa tawar menawar mengutamakan Kristus, maka kita pasti hidup berkelimpahan selamanya bersama keluarga kita. Amin

Doa: Tuhan Yesus, tuntunlah kami agar hidup total dan penuh hanya mengikuti Engkau, dan tambahkanlah segala berkat-Mu dengan limpahnya dalam segenap hidup kami. Amin