Kisah Para Rasul 4:23
Melayani, tidak segampang yang dibayangkan dan tidak seindah yang diharapkan. Banyak orang ingin melayani demi status sosial, maka segala cara pun dilakukan untuk mendapatkannya. Demi citra diri. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kemurnian seorang pelayan akan teruji.
Mengapa? Karena sesungguhnya melayani adalah memikul salib. Melayani berarti menderita. Melayani berarti dihina, difitnah dan menanggung berat. Didera, diancam. Nyawa pun bisa menjadi taruhannya.
Inilah pengalaman para rasul Kristus membangun jemaat mula-mula. Setelah peristiwa ketuangan Roh Kudus yang disertai dengan berbagai mujizat yang dilakukan oleh mereka, terutama oleh Petrus dan Yohanes, mereka pun diancam. Mereka ditekan hingga di seret ke pengadilan Mahkama Agama oleh para imam dan tua-tua Yahudi.
Ini hanya gegara pemberitaan Injil mereka bahwa Yesus adalah Tuhan yang sudah mati namun bangkit serta menyelamatkan semua orang berdosa. Siapa yang bertobat dan dibaptis, akan selamat.
Hal lain yang sangat menakutkan para tua-tua itu adalah mujizat yang dilakukan mereka. Apalagi mereka semua hanya orang biasa saja. Tapi mereka berbicara sangat berwibawa disertai mujizat. Seperti menyembuhkan orang lumpuh hingga berusia lebih dari 40 tahun.
Dari khotbah Petrus di hari Pentakosta, 3000 orang menjadi percaya. Selanjutnya ketika dia memberitakan Injil di Bait Allah, jumlah mereka bertambah lagi 5000 laki-laki. Pengikut Kristus pun melonjak dahsyat.
Hal ini sangat mengganggu dan menekan para imam, ahli-ahli Taurat dan tua-tua Yahudi. Maka mereka menangkap rasul Petrus dan mengadilinya. Tapi karena semakin banyak orang percaya, mereka takut menghukum Petrus dan Yohanes serta rasul lainnya. Tapi mereka melarang dan mengancam para rasul agar tidak mengajarkan dan menyebutkan nama Yesus. Tapi Petrus dengan lantang menolaknya, meski dia tahu ancaman nyawa di depan matanya. Maka, ketika bertemu dengan teman-temannya, mereka pun menceritakan bagaimana ancaman dan tekanan berat itu bagi mereka. Merrkapun saling curhatan.
Demikian firman Tuhan hari ini.
"Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka." (ay 23)
Petrus dan Yohanes ditangkap karena memberitakan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia. Mujizat kesembuhan yang mereka lakukan dalam nama Yesus, membuat pengikut-Nya semakin banyak dan para tua-tua merasa terancam.
Ketika ditangkap dan diadili di depan Mahkama Agama, mereka tidak takut. Karena mereka sudah dikuasai oleh Roh Kudus. Namun demikian, para ahli Taurat dan tua-tua itu tak mampu membuktilan kesalahan mereka.
Akhirnya, keduanya dibebaskan, tapi bersyarat. Yakni jangan lagi mengajarkan dan memberitakan Kristus. Tapi itu ditentang oleh para rasul. Mereka berani melawan para pemuka agama Yahudi.
Maka ketika Petrus dan Yohanes dibebaskan, merekapun menyusun kekuatan untuk menghadapi ancaman itu. Apa "strategi perang" yang dirancang oleh mereka ketika bertemu untuk melawan para tua-tua agama itu?
Doa! Yah mereka datang kepada Tuhan dan melawan kekuasaan para ahli-ahli Taurat itu dengan doa kepada Tuhan. Mereka tahu risiko yang mengancam mereka. Namun mereka tahu, hanya Tuhan yang dapat melindungi dan membela mereka. Maka, merekapun berseru kepada Tuhan Yesus.
Damikianlah kekuatan orang Kristen. Saat kita melayani, kita menderita dan tersiksa. Pergumulan setiap hamba Tuhan, berbeda dalam pelayanan. Tapi kekuatan kita tetap hanya satu, yakni Tuhan Yesus. Saat kita lemah tak berdaya, datanglah sujud kepada Allah dalam doa.
Ajaklah sesama teman pelayan untuk saling mendoakan. Berdoalah bersama. Dan bersamalah dalam doa untuk apapun juga, terutama untuk pelayanan kita. Maka Tuhan Yesus pasti menolong dan memberkati kita, sehingga segala sesuatu yang kita buat dan kerjakan, pasti berhasil di dalam Dia. Amin
Doa: Tuhan Yesus, kuatkan dan teguhkan kami menghadapi berbagai pergumulan pelayanan, agar kami terus menjadi hamba-Mu yang setia. Amin