Pertobatan Onesimus

RHK Rabu, 23 Maret 2022

Filemon 1:10-13

Onesimus adalah budak Filemon. Sebagai seorang budak, dia tidak memiliki hak apapun atas tuannya, Filemon. Sebaliknya, Filemon memiliki hak penuh atas diri Onesimus. Yah, Filemon benar-benar berkuasa secara mutlak atas semua budaknya, tak terkecuali Onesimus.

Namun, Onesimus berani berlaku curang atas sang bos. Dia mencuri harta tuannya di Kolose, kemudian melarikan diri ke Roma. Hukuman terhadap pelanggaran "berlapis" ini, bisa menyeretnya dengan hukuman mati. Karena selain melarikan diri, dia juga mencuri. Pasti sangat berat hukuman baginya.

Namun, ketika dalam pelarian dan akhirnya dipenjara, Tuhan justeru menangkap Onesimus lewat pelayanan Paulus. Ternyata penjaralah yang menobatkan dia dan mengubah hidupnya jadi baru. Sebab di penjara itu oleh penginjilan Paulus, dia bertobat. Dia berbalik dari hidupnya yang jahat dan mengikut Tuhan Yesus.

Dia bertobat dengan sungguh. Dia memberi diri sepenuhnya membantu Paulus dalam pelayanannya. Karena ketaatan dan kesetiaannya kepada Tuhan itu, Paulus mengangkat Onesimus sebagai anaknya. Bahkan Paulus menyebut Onesimus sebagai buah hatinya.

Begitulah kalau Allah berencana dan yang merancangkan. Onesimus yang adalah budak dan pencuri dan sudah tentu seorang penjahat, diubahkan Tuhan melalui rasul Paulus dalam kesabarannya mengajarkan tentang Injil Kristus padanya.

Onesimus yang dahulu tak berguna, menjadi sangat penting dalam pelayanan dan penginjilan Paulus. Onesimus yang dulunya "parasit" diubahkan menjadi sosok seorang hamba yang jadi teladan dan berkat dalam pelayanan Paulus.

Itulah sebabnya, Paulus menugaskan dia untuk bertemu mantan majikannya membawa surat Paulus kepadanya, sekaligus untuk misi pemuluhan hubungan keduanya. Paulus memberikan kesaksian kepada Filemon tentang "Onesimus baru" kepadanya, di mana keadaannya harus dipulihkan dan dipakai menjadi pelayan yang mendampingi Filemon dalam pelayanannya.

Demikian firman Tuhan hari ini.
"mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus
— dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku. 
Dia kusuruh kembali kepadamu — dia, yaitu buah hatiku —. 
Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil," (ay 10-13)

Kisah Onesimus mengajarkan kita bahwa tak ada satupun manusia yang tidak berdosa. Bahwa dosa dan kejahatan apapun yang kita lakukan di masa lalu, jika kita mau bertobat dan berbalik hidup menjadi setia dan taat kepada Tuhan, pasti ada pengampunan dari Kristus. Bahkan Dia mengampuni dan memakai kita secara heran, dahsyat dan luar biasa sebagai hamba-Nya, menurut cara, kuasa, kasih dan waktunya yang terindah.

Karena itu kita harus hidup dalam pertobatan. Filemon yang kaya raya akhirnya melupakan dan melepaskan status sosialnya yang sangat jauh di atas Onesimus, dia rela merendahkan diri dan menerima Onesimus apa adanya, dengan sukacita iman.

Hal ini mengingatkan dan mengajarkan kita tentang hal mengampuni sesama dan kerendahan hati. Bahwa sebagai pengikut Kristus, kita harus saling mengampuni dan memiliki hati sebagai hamba.

Bertobat, mengampuni dan hidup rendah hati atau memiliki hati sebagai hamba kiranya menjadi kepribadian hidup kita sebagai keluarga dan jemaat atau orang Kristen. Jadilah demikian. Agar kita hidup semakin berkenan kepada Tuhan, serta terus memuliakan nama Tuhan.

Maka hiduplah dalam ketaatan. Bertobatlah, ampunilah dan merendahlah. Jangan sombong, jangan egois. Ampunilah dan kasihanilah sesamamu, apapun kesalahan dan kekurangannya. Tuhan menyertai dan memberkati kita dan keluarga selalu untuk jadi berkat bagi semua orang. Amin

 Doa: Tuhan Yesus, pakailah hidup kami untuk terus melakukan segala kehendak-Mu dan bertobat dari segala perbuatan jahat. Biarlah kami terus hidup memuliakan nama Tuhan. Amin