2 Tawarikh 27:1
Yotam adalah raja Yehuda ke 11, setelah kerajaan Israel terpecah menjadi dua. Artinya dia adalah raja ke 13 dalam keturunan dan sejak Daud, tapi juga raja ke 14 di hitung dari raja Saul.
Sesungguhnya sistem pemerintahan Israel adalah Teokrasi (oleh Tuhan). Tapi karena kedegilan hati umat Israel, mereka memberontak dan meminta raja yang memerintah atas mereka seperti negara lain di zaman itu. Allah mengizinkan hal itu terjadi, dan akhirnya Samuel diutus Allah untuk mengurapi Saul menjadi raja karena perawakannya dan fisiknya yang baik. Tapi ternyata fisik itu tidak menjamin ketaatannya kepada Allah. Akhirnya Allah mengutus lagi Semuel mengurapi Daud, anak Isai jadi raja.
Allah melihat hati Daud yang terpaut erat, setia dan taat kepada Allah, meski dia juga tidak luput dari kesalahan dan dosanya. Allah memberkati Daud secara heran dan luar biasa dan menjanjikan keturunannya akan terus langgeng menjadi raja di Israel. Sampai pada anaknya Salomo, masih baik, meski Salomo juga jatuh dalam dosa karena terpengaruh dengan isteri-isterinya yang menyembah berhala.
Namun ketika cucu Daud, anak Salomon, yakni Rehabeam menjadi raja, dia berlaku degil dan cenderung mendengar nasihat anak muda dan berbagai dosa lainnya. Yerobeam dan pimpinan umat yang datang berbicara kepadanya, tidak didengar. Malah dipaksa bekerja rodi lebih berat.
Akhirnya, rakyat mengangkat Yerobeam menjadi raja atas Israel (utara). Namun, orang Yehuda tetap setia mengikuti Rehabeam, sebagai rajanya. Maka pecahlah kerajaan itu, menjadi Israel (Israel Utara) dengan ibukotanya Samaria, dan Yehuda (Israel Selatan) ibukotanya Yerusalem. Kedua kerajaan meski sesama saudara tapi sering berperang.
Karena Allah setia dengan janji-Nya kepada Daud, keturunannya tetap menjadi raja hanya atas Yehuda saja. Termasuk Yotam sebagai raja ke 11 pasca pecahnya kerajaan itu. Raja2 Israel hampir semuanya berbuat jahat. Sedangkan di keturunan Daud di Yehuda, banyak yang baik dan menyembah Tuhan. Termasuk Yotam, anak Uzia atau Azarya (II Raja 15:1) dan ibunya Yerusa, anak Zadok. Atas didikan ayah dan ibunya dia hidup benar di hadapan Tuhan. Dia jadi raja di usia 25 tahun dan 16 tahun jadi raja.
Namun demikian, bukit pengorbanan (bagi berhala), dibiarkannya sehingga dalam kepemimpinannya masih ada penyembahan di bukit-bukit. (2 Raj 15:35). Tapi secara keseluruhan dia mengikuti teladan ayahnya Uzia, dan pengajaran ibunya, Yerusa, anak Zadok.
Demikian firman Tuhan hari ini.
"Yotam berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan enam belas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Yerusa, anak Zadok." (ay 1)
Kehidupan Yotam yang taat kepada Tuhan, tak lepas dari peran orang tuanya, baik Uzia maupun Yerusa, ibunya. Di sisi lain, Yotam adalah orang yang takut akan Tuhan, maka dia diberkati. Selain itu, apa yang dinikmati oleh Yotam, terutama kerajaannya, tak lepas dari "warisan" dari nenek moyangnya, yakni Daud.
Ternyata bahwa kebaikan orang tua akan menjadi berkat bagi keturunannya di mana saja berada bahkan sampai kapanpun. Bahkan meski itu sudah terjadi puluhan bahkan ratusan tahun sebelumnya. Kebaikan atau perbuatan baik tidak pernah lekang oleh panas dan tidak lapuk oleh hujan.
Termasuk yang dinikmati oleh Yotam, tak lepas dari peran kebaikan Daud di masa lampau. Demikian juga kedua orangtuanya. Sementara itu, Yotam sendiri merupakan sosok anak bahkan raja yang takut akan Tuhan.
Kitapun diajarkan oleh Tuhan untuk menuruti teladan Daud bahkan juga raja Yotam dan kedua orang tuanya. Jika kita hidup meneladani mereka, maka hidup kita pasti diberkati-Nya dalam segala hal. Seperti Yotam, hiduplah rendah hati. Hal ini semakin memperlengkapi kasih Allah bagi Yotam dan keluarganya. Hal yang sama pun akan terjadi bagi kita jika kita setia pada-Nya. Amin
Doa: Tuhan Yesus, ajarlah kami menjalani hidup di tahun 2022 dalam takut akan Tuhan dan berkatilah kami selalu. Amin