1 Korintus 14:33
Allah menciptakan bumi, alam semesta ini dan segala isinya dengan keteraturan. Mulai dari sistem tata surya maupun siklus kehidupan, baik waktu, ekologi maupun manusia sendiri. Di akhir penciptaan, selalu disebutkan: "Allah melihat bahwa semuanya itu baik."
Artinya bahwa Tuhan Allah kita mengatur bumi dengan segala sesuatunya secara tertib, baik dan teratur. Karena Allah tidak menghendaki kekacauan. Allah anti kekacauan dalam bentuk apapun. Termasuk atas manusia, ciptaan-Nya.
Namun, justeru manusialah yang gemar membuat kekacauan. Baik dengan sesamanya dalam persekutuan dengan orang lain, maupun terhadap alam ciptaan Allah, sehingga menjadi rusak dan kacau.
Pengalaman itulah yang terjadi dalam kehidupan jemaat mula-mula. Meski banyak orang yang jadi percaya dan berimankan Kristus Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang hidup, namun ada bahkan banyak juga yang praktik hidupnya tidak tertib dan mengacaukan.
Tak terkecuali dalam hal menggunakan karunia roh, khususnya karunia bahasa roh dan karunia bernuhuat. Ada di antara mereka yang salah memanfaatkan karunia berbahasa roh dan karunia bernubuat yang akhirnya menghancurkan persekutuan jemaat, khususnya di Korintus.
Inilah yang ditentang oleh rasul Paulus. Paulus mengingatkan agar jemaat jangan hidup dalam kekacauan atau mengacaukan persekutuan. Karena itu tidak dikehendaki Kristus. Karena Tuhan Yesus menghendaki damai sejahtera bagi umat-Nya.
Demikian firman Tuhan hari ini.
"Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera." (ay 33)
Allah kita di dalam Tuhan Yesus adalah cinta damai. Dia pendamai. Karena D sendiri adalah pusat damai sejahtera. Yah, Dia adalah Allah damai sejahtera. Dia bukan hanya menghendaki damai sejahtera di antara umat-Nya, tetapi Dia justeru selalu merancangkan kehidupan yang penuh samai sejahtera bagi umat-Nya. Bukan kekacauan, apalagi kehancuran.
Semua rancangan Allah untuk manusia, tak ada sedikitpun yang mengarah pada kehancuran atau kekacauan. Andaikan ada, tak asa lagi manusia di dunia ini. Sebab terlalu gampang bagi Tuhan untuk menghancurkan umat-Nya. Tetapi, itu tidak dilakukan-Nya.
Mengapa Allah selalu merancangkan damai sejahtera bagi kita? Karena Tuhan kita Yesus Kristus itu amat sangat mengasihi kita umat-Nya. Nyawa-Nya saja Dia relakan dikorbankan untuk keselamatan dan kehidupan kita. Apalagi hanya memberi damai sejahtera.
Nah, Allah yang cinta damai sejahtera dan selalu menganugerahkan damai sejahtera bagi kita Itu, menghendaki agar kita menjauhi dari prilaku hidup yang tidak teratur, amburadul dan suka menjadi sumber kekacauan atau sebagai pengacau.
Itulah pesan firman Tuhan bagi kita sebagai keluarga dan orang atau pribadi Kristen yang baik. Kita harus jadi orang baik dan hidup menjauhi perpecahan atau kekacauan tapi mencintai kedamaian. Bahkan kita haruslah menjadi agen pembawa damai sejahtera Kristus dalam hidup kita umat-Nya yang percaya dan beriman kepada-Nya.
Kita harus menjauhi kekacauan. Jangan sampai kita menjadi sumber perpecahan atau kekacauan dalam kehidupan jemaat. Jika kita sudah terlanjur jadi "provokator" di jemaat, mohon ampunlah kepada Tuhan. Introspeksilah dan mawas dirilah.
Atau justeru karena kedegilan hati kita sebagai pemimpin, membuat jemaat jadi kacau. Baik karena tutur kata kita maupun karena prilaku hidup kita yang tidak menjadi teladan bahkan sumber "malapetaka" bagi jemaat. Makanya kita harus itrospeksi diri dan retrospeksi.
Merasa diri benar dan menganggap orang lain salah dan rendah, akan menjadi awal kehancuran hidup kita. Malapetaka akan mengiringi para "pengacau" dalam jemaat. Jauhilah itu!
Sebaliknya, peliharalah hidup yang mendamaikan dan menyukacitakan jemaat dan sesama. Buatlah hidup kita bercahaya kepada orang lain sehingga banyak orang jadi percaya dan hidup dalam berkat kasih karunia-Nya. Sebab Dia pasti mengaruniakan samai sejahtera bagi kita yang terus setia dan taat pada-Nya. Amin
Doa: Tuhan Yesus, tuntun agar kami terus hidup teratur menjauhi dan memusuhi kekacauan tapi selalu hidup dalam damai sejahtera dari-Mu. Amin