Langkah Pertama Menuju Penyelesaian Konflik

 
27 Mei 2023
 
Bacaan Hari   ini:
Matius 7:3, 5 “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
 
 
Salah satu keterampilan hidup terpenting yang perlu Anda pelajari ialah resolusi konflik. Jika Anda tidak mempelajarinya, Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda menderita—sebab kita adalah makhluk yang tak sempurna dan kita berhadapan dengan konflik hampir setiap hari.
 
Memang butuh keberanian besar untuk terlebih dahulu mendatangi seseorang yang sedang berkonflik dengan Anda dan memberi tahu mereka bahwa Anda ingin bersama-sama menyelesaikannya. Begitu Anda mengambil langkah tersebut, janganlah mulai dengan menunjuk kesalahan yang dilakukan orang tersebut; janganlah menuduh atau membuat daftar perbuatan orang tersebut yang sudah membuat Anda terluka. Sebaliknya, mulailah dengan mengakui kesalahan Anda.
 
Anda akan selalu bisa menemukan sesuatu untuk diakui. Sekalipun konflik tersebut 99,99 persen adalah kesalahan orang lain, Anda dapat mengakui kesalahan yang Anda perbuat. Itu mungkin berupa respons serta sikap Anda yang buruk terhadap konflik tersebut. Atau, mungkin juga karena cara Anda kabur atau menjauh dari konflik ini.
 
Anda punya kelemahan dalam hidup Anda yang orang lain bisa lihat dengan jelas tetapi belum pernah Anda lihat. Itu adalah titik buta Anda. Itulah mengapa Anda perlu menyelesaikan konflik dengan kerendahan hati dan mulai dengan mengakui kesalahan Anda.
 
Yesus berkata, “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari ]mata saudaramu” 
(Matius 7:3, 5).
 
Apa balok kayu di mata Anda yang sedang menghalangi Anda dalam melihat situasi dengan jernih? Janganlah mulai dengan mengungkit segala hal buruk yang orang lain perbuat atas Anda sebelum Anda mengakui bagian konflik Anda terlebih dahulu.
 
Apakah Anda pernah menyebabkan konflik karena Anda tidak peka? Atau, apakah Anda terlalu sensitif? Apakah Anda tidak menunjukkan belas kasih kepada orang tersebut yang sedang terluka? Apakah Anda adalah orang yang terlalu menuntut? Apa titik buta Anda?
 
Setelah Anda mengetahui dan mengakuinya, Anda akan siap untuk langkah selanjutnya dalam penyelesaian konflik.
 
Renungkan hal ini:
- Apa yang menghalangi kita dalam melihat dosa kita sendiri dengan jelas?
- Menurut Anda apa dampaknya bagi orang lain ketika Anda memulai penyelesaian konflik dengan pengakuan dosa, ketimbang dengan tuduhan?
- Pikirkan satu konflik yang belum terselesaikan dalam hidup Anda. Bagaimana Anda akan bergerak maju untuk menyelesaikannya? Bagaimana Anda akan melakukan langkah pertama?
 
 
Bacaan Alkitab Setahun :
1 Tawarikh 28-29; Yohanes 9:24-41
 
 
Untuk dapat menyelesaikan konflik, Anda harus mengambil langkah pertama. Agar mampu melakukannya, Anda harus meminta bantuan Tuhan.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional