Kepemimpinan yang Efektif Itu Lemah Lembut

 
10 Mei 2023
 
Bacaan Hari ini:
Amsal 11:16 “Perempuan yang baik hati beroleh hormat; sedangkan seorang penindas beroleh kekayaan.”
 
Kelembutan ialah sebuah prasyarat dari kepemimpinan. Di mana pun Anda hendak memimpin—di gereja, pemerintahan, bisnis, rumah, sekolah, atau komunitas Anda—pertama-tama Anda harus memiliki hati yang lembut.
 
Amsal 11:16 mengatakan, “Perempuan yang baik hati beroleh hormat”—ini juga berlaku bagi para lelaki. Kelembutan mendatangkan rasa hormat dari orang lain, dan tak ada yang bisa benar-benar memimpin tanpa adanya rasa hormat dari orang-orang yang dipimpinnya. Yesus “lemah lembut dan rendah hati” 
(Matius 11:29). 
Dia kuat dalam segala hal. Dia dapat membuat para pemimpin yang angkuh tak dapat berkata-kata dan membalikkan meja-meja para penukar uang di halaman Bait Allah. Namun, Dia tak pernah murka. Dia dapat mengendalikan kekuatan-Nya. Dia lemah lembut.
 
Selain Yesus, hanya ada satu orang dalam Alkitab yang juga disebut lemah lembut: Musa.
 
Mungkin Anda mengira Musa adalah seorang pemimpin yang kuat. Dia berani melawan Firaun, orang yang paling berkuasa di dunia saat itu, dan mendesak agar Firaun membebaskan umat Allah. Musa tidak memiliki apa-apa selain Alah di sisinya—dan itu sudah cukup baginya.
Inilah yang Alkitab katakan tentang Musa: “Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi" 
(Bilangan 12:3). 
Tetapi bagi Musa, sepertinya kelembutan itu tidak ia dapat secara alami. Dosanya yang terus-menerus ialah amarahnya yang lepas kendali; ia memiliki temperamen yang keras, dan ia kesulitan untuuk mengendalikannya.
 
Suatu waktu, Musa menjadi sangat marah sehingga dia membunuh seorang Mesir. Kemudian, ketika turun dari Gunung Sinai setelah menerima Sepuluh Perintah Allah, dia melihat orang-orang Israel sedang menyembah berhala. Dia begitu kesal hingga dilemparkannyalah kedua loh batu berisikan Sepuluh Perintah Allah itu dari tangannya. Oleh karena amarahya itulah yang membuat ia tidak diperkenankan masuk ke Tanah Perjanjian.
 
Lalu, bagaimana mungkin seseorang yang memiliki masalah dengan temperamennya menjadi satu-satunya di dalam Alkitab, selain Yesus, yang disebut sebagai orang yang lemah lembut? Sebab Musa mempunyai hati yang mau diajar. Selama menjadi pemimpin, ia menghadapi banyak keluhan dan sungut-sungut dari bangsa Israel, tetapi ia dapat menguasai dirinya. Sebaliknya, dia justru belajar dari mereka.
 
Musa itu lemah lembut. Kelembutan itu membuatnya dihormati. Dan rasa hormat itu membuatnya menjadi seorang pemimpin.
 
Mungkin seperti Musa, Anda sedang bergumul dengan kemarahan Anda. Atau mungkin Anda terlalu penurut, atau tidak sabar, atau malas. Apa pun pergumulan Anda, pilihlah untuk memiliki roh lemah lembut dan roh yang mau diajar.
 
Renungkan hal ini:
- Siapakah sajakah para pemimpin yang lemah lembut yang Anda tahu?
- Menurut Anda mengapa kelembutan merupakan sifat yang mengagumkan?
- Apa artinya memiliki roh yang mau diajar? Dalam area spesifik apa Anda dapat meminta Allah untuk menumbuhkan roh tersebut di dalam diri Anda?
 
 
Bacaan Alkitab Setahun :
2 Raja-raja 7-9; Yohanes 1:1-28
 
 
Anda akan mendapati bahwa kelembutan Anda akan membuat Anda dihormati oleh orang-orang di sekitar Anda.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional