03 Juni 2023
Bacaan Hari ini:
Lukas 6:27-29 “Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.”
Yesus berkata dalam Lukas 6:27-29, “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.”
Siapa yang mampu melakukan itu? Tidak banyak orang, tentunya. Namun, respons seperti itulah yang membedakan orang Kristen—sebab itu bukan respons yang lazim, yang wajar, dan yang mudah dilakukan.
Diperlukan banyak keberanian untuk melakukannya! Siapa pun bisa membalas atau mengatakan sesuatu yang jahat. Akan tetapi dibutuhkan keberanian besar untuk menanggapinya dengan berkat.
Allah ingin Anda mengasihi musuh Anda, berbuat baik kepada mereka yang membenci Anda, memberkati mereka yang mengutuk Anda, mendoakan mereka yang menyakiti Anda, dan menahan diri ketika Anda diserang. Apakah itu mudah? Tidak. Namun, itulah bentuk kesaksian yang paling kuat—dan Anda hanya dapat menjalankannya apabila Anda dipenuhi dengan kasih Allah.
Film The Butler memperlihatkan bagaimana para Freedom Riders, yang melawan rasisme di Amerika bagian Selatan selama Gerakan Hak Sipil, melatih orang-orang kulit hitam bagaimana caranya agar tidak membalas ketika mereka dipukul, diludahi, dikutuk, atau didorong, atau ketika orang-orang melemparkan makanan ke arah mereka. Ini merupakan adegan yang sangat kuat di mana mereka mengambil sikap untuk melawan tanpa kekerasan.
Ketika saya menyaksikan adegan itu, air mata mulai mengalir di wajah saya. Saya berpikir, “Saya ingin menjadi seperti orang-orang itu bagi Yesus. Saya ingin menjadi seberani itu. Saya ingin memiliki hati yang berani yang tidak akan menyerah berdiri di atas kebenaran, tidak peduli serangan apa pun yang mereka tujukan kepada saya. Saya ingin menanggapi mereka dengan kasih.”
Ketika Anda menolak untuk membalas dan sebaliknya merespons dengan kasih di tempat kerja Anda, atau terhadap seseorang yang membenci Anda karena iman Anda, itu akan menyenangkan hati Allah dan Anda akan kian diberkati.
Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu”
(Matius 5:10-12).
Yesus telah menebus Anda. Tetapi, ada harga yang harus dibayar untuk mengikuti Yesus. Jika Anda orang Kristen, maka ketenaran di Bumi bukanlah sebuah jaminan—upah Anda di surgalah jaminan yang pasti dan kekal.
Renungkan hal ini:
- Bagaimana tanggapan Anda terhadap konsep menderita bagi Yesus Kristus? Bagaimana jawaban Anda itu memengaruhi cara Anda dalam menangani hinaan atau penentangan dari orang lain?
- Mengapa menanggapi dengan kasih dan bukan dengan balas dendam merupakan bentuk kesaksian yang paling kuat?
- Bagaimana selama ini Anda melihat banyak kehidupan yang berubah melalui mengasihi musuh Anda, mendoakan mereka yang menyakiti orang lain, dan menahan diri ketika Anda diserang?
Bacaan Alkitab Setahun :
2 Tawarikh 17-18; Yohanes 13:1-20
Ketika Anda diperlakukan buruk, diusik, atau menghadapi serangan, Anda harus meresponsnya dengan berkat.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional