26 Maret 2022
Bacaan Hari ini:
Amsal 29:25 “Takut kepada orang mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, dilindungi.”
Setiap kali Anda mengambil keputusan berdasarkan apa yang akan dipikirkan oleh orang lain, Anda sedang menabur benih kegagalan dalam hidup Anda.
Ketika Anda mengkhawatirkan apa yang dipikirkan oleh orang lain, kemungkinan besar Anda melakukan apa yang dilakukan oleh kebanyakan orang, meski Anda tahu itu salah. Anda membuat komitmen-komitmen yang tidak mungkin Anda tepati karena motivasi Anda di baliknya ialah untuk menyenangkan semua orang. Itulah resep kegagalan.
Itulah salah satu alasan Petrus mengecewakan Yesus dengan menyangkal Dia sebanyak tiga kali. Dia lebih peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain daripada tetap setia kepada Yesus.
Alkitab berkata, “Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu. Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: ”Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu.” Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: “Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud” (Matius 26:58, 69-70).
Petrus baru saja menghabiskan tiga tahun mengikut Yesus, Anak Allah. Tetapi saat kali pertama ia punya kesempatan untuk menyatakan hak istimewanya, Petrus malah menyangkal Yesus. Petrus lebih mengkhawatirkan apa yang akan dipikirkan orang lain, ketimbang Yesus.
Pikirkan berapa kali Anda punya kesempatan untuk berbagi tentang Kristus tapi ternyata malah tidak berkata apa-apa sebab Anda khawatir dengan apa yang akan dipikirkan orang lain.
Pendapat siapa yang lebih penting buat Anda selain pendapat Tuhan? Ketika Anda membiarkan orang lain menjadi lebih penting daripada Tuhan, maka orang itu berubah fungsinya menjadi Tuhan Anda. Itu yang disebut berhala—dan itu adalah jebakan menuju kegagalan.
Ketakutan akan ketidaksetujuan dari orang lain selalu berasal dari luka yang tersembunyi. Mungkin itu adalah penolakan di masa lalu. Mungkin juga kebutuhan yang tidak terpenuhi atau trauma yang masih Anda simpan hingga sekarang. Itu merupakan luka yang dalam, begitu dalam sehingga tersembunyi di dalam diri Anda.
Rasa sakit di jiwa itu selalu berkaitan dengan jati diri Anda. Jika Anda tidak tahu siapa Anda, maka Anda akan dimanipulasi oleh ketidaksepakatan orang lain sepanjang hidup Anda. Anda tidak akan membela apa yang Anda yakini atau melakukan apa yang benar.
Alkitab berkata dalam Amsal 29:25, “Takut kepada orang mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, dilindungi.” Ketika Anda mengenali luka tersembunyi dalam hidup Anda, maka Tuhan akan mulai menyembuhkannya. Dan Anda dapat hidup merdeka lewat mengetahui bahwa pendapat Tuhanlah yang paling berarti.
Renungkan hal ini:
- Kapan Anda merasa Identitas Anda didasarkan pada siapa Anda di dalam Kristus? Apa yang akan Anda lakukan hari ini untuk memulai kebiasaan belajar Alkitab yang lebih baik agar Anda dapat percaya diri di dalam identitas Anda yang telah dirancangkan Kristus?
- Kapan Anda pernah menemukan rasa aman dalam komitmen Anda untuk percaya pada Kristus?
- Luka tersembunyi apa yang membuat Anda takut tidak akan disepakati oleh orang lain? Jika Anda bingung, mintalah Tuhan untuk membantu Anda mengetahuinya dan mintalah Dia untuk mulai menyembuhkan luka itu hari ini.
Bacaan Alkitab Setahun :
Yosua 22-24; Lukas 3
Anda mungkin tak menyadarinya, tapi ketakutan akan tidak mendapatkan persetujuan dari orang lain menyebabkan lebih banyak masalah dalam hidup Anda dibanding hal lainnya.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional