"Tumbal" Dalam Pelayanan

Bilangan 8:16-19

Semua anak sulung Israel, adalah milik kepunyaan Allah. Bukan hanya manusia. Tapi juga hewan, bahkan hasil pertama dari panen. Itu adalah kepunyaan-Nya. Harus dipersembahkan kepada Tuhan.

Sebab pada waktu tulah ke 10, yakni Allah membunuh semua anak sulung Mesir baik manusia maupun hewannya, anak Israel dilewatkan-Nya. Allah menguduskan anak sulung Israel sebagai milik kepunyaan-Nya.

Namun demikian, seiring dengan kejuangan dan perjuangan serta ketaatan dan kesetiaan Musa dan Harun kepada Tuhan, maka suku mereka yakni Lewi, dipilih Allah sebagai "tumbal" ganti semua anak sulung Israel itu. Jadi Allah telah mengambil orang Lewi sebagai ganti semua anak sulung Israel sebagai persembahan bagi-Nya menjadi milik kepunyaan-Nya.

Allah menyerahkan orang Lewi kepada imam Harun dan anak-anaknya untuk melaksanakan tugas jabatan di Kemah Pertemuan dan mengadakan pendamaian bagi Israel agar tidak kena tulah dari Allah jika mereka melanggar kekudusan dalam peribadahan di Kemah Suci ataupun Kemah Pertemuan. Jadi orang Lewilah yang menanggung semuanya itu, demi bangsa Israel. 

Demikian firman Tuhan hari ini.
"Maka Aku mengambil orang Lewi ganti semua anak sulung yang ada pada orang Israel,
dan Aku menyerahkan orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel sebagai pemberian kepada Harun dan anak-anaknya untuk melakukan segala pekerjaan jabatan bagi orang Israel di Kemah Pertemuan, dan untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel, supaya orang Israel jangan kena tulah apabila mereka mendekat ke tempat kudus." (ay 18, 19)

Seharusnya, semua anak sulung Israellah yang harus menanggung dan melaksanakan tugas dan tanggungjawab itu. Sebab mereka memang sudah "digariskan" untuk menjadi milik kepunyaan Allah, dipakai untuk melayani Tuhan, mengurus segala urusan peribadahan dan penataan pelayanan serta penyembahan kepada Allah. 

Pekerjaan jabatan pelayanan itu tidak gampang. Sebab, ada konsekwensi yang harus mereka tanggung jika mereka melanggar kekudusan peribadahan atau penyembahan bahkan pelanggaran-pelanggaran tertentu. Hukumannya berat. Hingga hukuman mati.

Begitulah risiko atau konsekwensi dalam melayani Tuhan. Bukan karena kita sudah dipilih ditetapkan, ditahirkan dan dikuduskan kemudian kita sudah "aman." Justeru ada tanggungjawab berat dan besar yang mengandung konsekwensi dari keterpanggilan dan kesediaan kita melayani Tuhan, ataupun menduduki jabatan pelayanan tertentu.

Seperti kita ketahui, jika kita melayani Tuhan, kita akan memikul salib. Artinya kita juga harus menjadi "tumbal" dalam pelayanan. Demi kepentingan umat, demi keselamatan jemaat, serta demi kemuliaan nama Tuhan, maka kita akan menerima konsekwensi, dihina, difitnah, menderita, berkorban perasaan maupun waktu, tenaga dan materi, serta berbagai tanggungan lainnya yang harus kita pikul.

Sebagai hamba Tuhan, sebagai keluarga dan jemaat atau orang Kristen, kita harus siap jadi korban, menerima konsekwensi logis dari pengakuan dan kesediaan kita melayani Tuhan, dan menjadi umat Tuhan yang berkenan kepada-Nya, yang hidup dalam kekudusan dan ketaatan. Sebab kita harus mengasihi semua orang, termasuk musuh atau orang yang memusuhi kita. Itulah juga bentuk pengorbanan kita dalam pelayanan dan sebagai umat Tuhan.

Karena itu, siap sedialah. Baik atau tidak baik waktunya. Sebagai kaum Lewi di zaman now, layanilah Tuhan dengan sepenuh hati, siaplah berkorban bahkan dikorbankan, menderita demi Kristus. Ingat dan jangan takut, sebab sebagaimana orang Lewi, demikian pun kita pasti dijaga, dipelihara, dibela dan diberkati-Nya. Sehingga kita tidak berjalan sendiri, tetapi selalu dalam lindungan dan naungan kasih-Nya yang sempurna. Amin

Doa: Tuhan Yesus, mampukan kami melayani-Mu, sekalipun harus jadi korban atau dikorbankan, sebab kami yakin Tuhan pasti menolong dan membela kami dalam segala hal. Amin