03 Mei 2023
Bacaan Hari ini:
Pengkhotbah 3:1, 4 “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari.”
Hidup ini keras. Dunia ini telah rusak, tak ada satu pun yang berjalan dengan sempurna. Tubuh Anda tidak bekerja dengan sempurna, cuaca tidak berjalan dengan sempurna, perekonomian tidak berjalan dengan sempurna, dan tidak ada hubungan yang berjalan dengan sempurna. Hidup ini penuh dengan cacat cela.
Ketika Anda belajar mengatasi kehilangan-kehilangan yang pasti akan terjadi dalam hidup, pahamilah beberapa kebenaran yang akan memberi Anda perspektif yang lebih baik.
*Pertama, Tuhan tidak berharap Anda bahagia setiap saat.*
Ada sebuah mitos yang mengatakan bahwa orang Kristen harus selalu tersenyum, selalu gembira, dan selalu ceria.
Namun Alkitab mengatakan, “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari”
(Pengkhotbah 3:1, 4).
Terkadang satu-satunya respons yang logis dan tepat atas hidup ini ialah dengan kesedihan. Alkitab mengatakan bahwa Anda harus berduka atas kehilangan Anda, misalnya, kekecewaan Anda, dosa Anda, penderitaan di dunia, dan teman-teman Anda yang sedang tersesat jiwanya. Tuhan tidak menjanjikan Anda bahagia sepanjang waktu. Alih-alih, Dia ingin Anda bersungguh-sungguh dalam meratapi kehilangan-kehilangan tersebut.
*Kedua, kesedihan sangat penting bagi kesehatan Anda.*
Jika Anda tidak pernah bersedih atas apa pun, itu berarti Anda berada pada salah satu dari tiga hal ini: Anda tidak berhubungan dengan realita dunia, Anda tidak berhubungan dengan perasaan Anda sendiri, atau Anda tidak penuh kasih. Ketiika Anda mengasihi orang lain dan kemudian melihat hal-hal yang menyedihkan, maka kesedihan adalah sebuah respons alami.
Kesedihan adalah emosi yang sehat dan bermanfaat. Dan itu adalah anugerah Tuhan yang membantu Anda melewati transisi kehidupan.
Mungkin Anda telah terluka bertahun-tahun lalu dan masih terbawa hingga dewasa. Mungkin orang tua Anda bercerai. Mungkin Anda disalahgunakan. Mungkin Anda terluka oleh sesuatu yang diucapkan seseorang tentang Anda. Sebagai seorang anak, Anda tak tahu bagaimana caranya bersedih dengan cara yang sehat sehingga Anda menekan emosi itu masuk ke dalam diri Anda.
Anda perlu mengeluarkan luka itu. Mengapa? Sebab jika Anda tidak meratapinya, Anda akan terjebak secara emosional, dan Anda akan menghabiskan sisa hidup Anda dengan merespons terhadap sesuatu yang sudah terjadi di masa lampau, lalu melampiaskannya kepada orang-orang di sekitar Anda. *Itu tidak sehat!*
Daud membicarakan hal ini dalam Mazmur 32:3:”Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari.”
Anda harus membiarkan diri Anda meratapi kehilangan seseorang sehingga *Anda dapat bergerak maju menuju kesehatan mental dan spiritual.*
Renungkan hal ini:
- Kehilangan apa yang tidak bisa Anda ratapi? Bagaimana hal itu memengaruhi Anda secara fisik, emosional, dan spiritual?
- Apakah menurut Anda kesedihan itu sama bagi semua orang? Mengapa atau mengapa tidak?
- Dengan cara spesifik apa Anda dapat memberikan semangat kepada seseorang dalam hidup Anda yang sedang berduka saat ini?
Bacaan Alkitab Setahun :
1 Raja-raja 14-15; Lukas 22:21-46
*Hal-hal buruk yang terjadi pada Anda bukanlah atas dasar pilihan Anda. Namun, kesedihan adalah pilihan!*
(Diterjemahkan dari Daily Devotional)