Ayat Inti (Yosua 24:14-15 & 24)
- Latar Belakang
Pandemi Covid-19 telah memasuki tahun ketiga, dan aneka variannya telah menimbulkan kecemasan dan ketakutan di berbagai belahan dunia. Semua tahu bahwa musim-musim belakangan ini bukanlah musim yang nyaman untuk dilewati oleh siapapun juga. Banyak sekali pergumulan dan kesulitan yang harus dihadapi, belum lagi penyesuaian-penyesuaian yang harus dijalani. Untuk mengendalikan penyebaran Covid-19, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dan peraturan untuk menerapkan pembatasan sosial (social distancing) dengan pengetatan protokol kesehatan. Bahkan Peraturan terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga saat ini masih tetap diberlakukan dan levelnya disesuaikan dengan perkembangan kondisi daerah setempat. Tentunya kita semua setuju bahwa pandemi ini dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah telah membawa perubahan yang sangat signifikan pada kehidupan kita masing-masing, bukan saja dalam kehidupan pribadi dan berkeluarga, namun juga kehidupan kita sebagai sebuah jemaat Kristen.
Penyesuaian peribadatan di masa pandemi Covid-19 yang dilakukan oleh gereja-gereja secara daring (melalui platform digital), disadari atau tidak, telah menanamkan pemahaman kepada jemaat bahwa tidak ada salahnya “mencari” Tuhan jika tidak beribadah langsung di dalam suatu persekutuan. Masa pandemi Covid-19 yang diperkirakan masih sangat lama, dapat membuat pemahaman tersebut di atas semakin menjadi-jadi sehingga dikhawatirkan kerinduan hati jemaat untuk beribadah secara bersama-sama semakin tergerus. Kekhawatiran tersebut dapat terlihat ketika panjang dan lamanya interval waktu bersekutu bersama sering kali dijadikan alasan dan halangan untuk pergi ke ibadah.
Pria/Kaum Bapa sebagai kepala keluarga memegang peranan penting dalam membangun kehidupan jasmani, psikologi, dan rohani rumah tangganya. Sebagai pemimpin, tentunya Pria/Kaum Bapa harus memperlengkapi dirinya terlebih dahulu agar dapat memancarkan karakter Kristus dalam rumah tangganya. Oleh karena itulah, Ibadah Raya Perdana Pria/Kaum Bapa Jemaat GMIM Sumber Berkat Malalayang tahun 2022 mengangkat topik “Restorasi Antusiasme Beribadah”. Menurut KBBI, restorasi memiliki arti pengembalian atau pemulihan kepada keadaan semula, sedangkan nntusiasme artinya kegairahan, gelora semangat, minat besar terhadap sesuatu.
- Maksud dan Tujuan
Melalui topik ini diharapkan Pria/Kaum Bapa Jemaat GMIM Sumber Berkat Malalayang dapat:
- Mengalami antusiasme yang tinggi dalam ibadah pribadi dan ibadah bersama;
- Mengalami pertambahan wawasan dan pemahaman ajaran Kristiani tentang ibadah;
- Mengalami pertumbuhan iman yang semakin kokoh, berakar dan berbuah;
- Menyeimbangkan antara kesetiaan beribadah dan kepatuhan dalam pencegahan penularan Covid-19.